Efektivitas Tong Sampah Pilah
Beberapa bulan yang lalu Pemerintah Kota Jayapura sempat melakukan pengadaan tempat sampah pilah. Tempat sampah tersebut dikategorikan sesuai dengan jenis sampah yang ada, yakni sampah organik, non organik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Tempat sampah tersebut dibagikan di beberapa instansi, rumah sakit, kampus, bahkan hingga ke sekolah-sekolah.
Namun, dari hasil observasi kecil-kecilan yang sempat gue lakukan (ce..ile, gayanya pake observasi :D), penggunaan tempat sampah tersebut masih belum berjalan secara efektif. Dari beberapa sekolah, rumah sakit maupun kampus yang sempat gue kunjungi, sampah yang ada hanya dibuang begitu saja tanpa dipilah terlebih dahulu sesuai dengan jenis sampah yang ada. Contohnya, pada sampah botol air minum kemasan dan plastik yang tergolong ke dalam sampah Non Organik dibuang begitu saja ke dalam tempat sampah Organik maupun B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Nah, berarti sama aja boong kan? 😀
Tong Sampah Pilah di Kampus Gue
Sebagai pembuktian, hari Jumat yang lalu gue sempat mengunjungi salah satu SMP yang ada di dekat kampus. Kebetulan di SMP tersebut juga terdapat tempat sampah hasil pengadaan tersebut. Jadi, gue pun segera berbegas mencari beberapa siswa/i SMP tersebut yang bisa gue ajak wawancara :D. Setelah berhasil memamerkan ketampanan gue mendapatkan target yang dimaksud, gue pun segera melakukan sesi tanya jawab dengan mereka. Dari hasil wawancara atau sesi tanya jawab tersebut, gue menangkap bahwa mereka masih belum tahu betul apa itu sampah organik, non organik dan terlebih sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sempat terlontar dari mulut mereka bahwa yang termasuk ke dalam sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah sampah kaleng! Padahal, sampah kaleng sendiri termasuk ke dalam sampah Non Organik. Yang seharusnya tergolong ke dalam sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) contohnya adalah sampah jarum suntik, infus, baterai, racun tikus, dll.
Horeee…masuk Narzis Blog! 😆
Gue juga sempat mendapatkan bocoran dari mereka bahwa selama ini baik pihak sekolah maupun pihak terkait lainnya belum pernah sama sekali memberikan informasi bahwa jenis sampah apa saja yang tergolong ke dalam sampah organik, non organik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Gue pun coba memberikan sedikit pengertian ke mereka tentang penggolongan sampah tersebut. Hitung-hitung menerapkan disiplin ilmu yang gue dapat selama di bangku perkuliahan. Sayang kan kalo cuma dipendam begitu aja :).
Tong Sampah Pilah di Salah Satu SMP
Dari observasi yang gue lakukan tersebut, ada beberapa hal yang menyebabkan tempat sampah pilah belum berjalan secara efektif, yakni :
- Minimnya informasi yang diberikan oleh pemerintah, pihak sekolah, kampus, maupun pihak lainnya terkait pengkategorian jenis sampah. Seharusnya, baik di sekolah, kampus, rumah sakit maupun tempat publik lainnya yang terdapat tempat sampah tersebut dipasangkan stiker ataupun poster tentang pengkategorian jenis sampah. Sehingga akan jelas bahwa sampah yang mereka hasilkan termasuk ke dalam jenis sampah organik, non organik, atau sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
- Kurangnya kesadaran masyarakat juga bisa menjadi sebab. Rasa malas tahu seringkali menyebabkan seseorang membuang sampahnya secara sembarangan, tanpa memilah jenis sampah apa yang mereka hasilkan. Ya..asal buang gitu aja deh, kan yang penting beres! 😀
Nah, sudahkah ada yang mulai menerapkan pemilahan sampah sesuai jenisnya? 😀
Aku juga melihat kebijakan itu sebagai hal yang memboroskan tenaga dan pikiran. Karena aku pernah melihat sendiri bagaimana perlakuan sampah-sampah itu yang sudah di pilah menjadi organik, non organik serta sampah B3.
Namun yang jelas penanganan sampah itu meskipun sudah dipilah dengan biaya mahal dan untuk pengadaan nya, tapi masih banyak gak efektifnya.
Pernah suatu saat saya membuang sampah organik yang memang sudah pada 1tempatnya namun saat diangkut oleh petugasnya sampah 2 itu dimasukan wadah menjadi satau. Tanpa ada pemindahan sesuai dengan kegunaan nya
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Yup, setuju banget mas 🙂
Mungkin banyak juga yang sudah memilah sampahnya terlebih dahulu sebelum dibuang, tapi pada akhirnya saat diangkut ke atas truk sampah2 tersebut dibuang begitu aja dan bercampur dengan berbagai sampah lainnya (Organik, Non Organik, B3).
Jadi, sia-sia deh….
sebaiknya ada tokoh masyarakat atau orang penting yang mensosialisasikan hal semacam ini..
Saya ngaku, kadangkala juga nggak terlalu peduli buat misahin sampah. Di jalanan, meski ada tong sampah pisah, kebanyakan dua duanya penuh dan isi sampahnya pun campur aduk, ya udah, ikut ikutan ngawur aja, masukin ke mana yang lebih kosong, hehe…
Sama mbak, kadang saya juga gitu kok 😀
Tapi ya terpaksa…
Mau gimana lagi kalo tong sampahnya penuh, alhasil dibuang aja di tong sampah lainnya walau memang tidak sesuai dengan jenis sampahnya 😀
kayanya perlu sosialisasi lagi agar lebih efektif penggunaan tong sampah pilah ini ya..
biar masyarakat bisa tau mana yg kategori sampah organik,unorganik,dan B3..
hihii..merasa tersinggung ..
kadang aku suka lupa masukkin sampah organik dan non organik hhe..
*ketauan deh*..
Makasih ya share nya..